Sabtu, 30 Mei 2015

Tips Snorkeling (Surface Dive) di Pulau Seribu

 *Tips Snorkeling (Surface Dive) di pulau di Kepulauan Seribu untuk pemula antara lain:

1) Lokasi snorkeling
Pilih pulau di Kepulauan Seribu resort yang terletak jauh dari jakarta, karena resort / pulau yang dekat dengan Jakarta kondisi air laut nya masih kotor dan tidak jernih, terumbu karang dan ikan hias di pulau terdekat boleh dibilang tidak ada.

2) Peralatan Snorkeling (Surface Dive)
Sebisa mungkin bawa peralatan snorkeling milik Anda sendiri, hal ini dimungkinkan karena paralatan dan ukuran lebih pas dan Anda sudah terbiasa menggunakan, pabila harus sewa pastikan anda memilih ukuran yang sesuai dengan kondisi alat snorkel yang masih baik. pastikan masker Snorkeling (Surface Dive) sesuai dan mempunyai seal yang masih bagus untuk mencegah kebocoran, demikian pemilihan pipa snorkel sebaiknya dilengkapi dengan valve yang dapat mendorong air keluar

3) Latihan Pemanasan
Latihan ditempat yang dangkal dengan peralatan snorkel terlebih dahulu dan coba bernafas, dan check kebocoran pabila terjadi kebocoran coba kencangkan tali pengikat agar aktivitas Snorkeling (Surface Dive) anda nyaman, apabila Anda merasa tidak kuat untuk berenang sebaiknya Anda juga melangkapi diri dengan life jaket yang juga disewakan di diveshop pulau di Kepulauan Seribu, ingat keselamatan Anda lebih berharga.

4) Snorkeling dengan Relax
Lakukan berenang secara perlahan dan relax untuk peregangan dan membiasakan badan anda terhadap air laut dan pahami kondisi cuaca, ombak serta arus air. pilih spot yang tenang, pabila anda menyewa kapal untuk Snorkeling (Surface Dive) mohon jangan terjun / dive langsung dari boat.

5) Pengawasan
Ajak teman untuk menjaga Anda atau pastikan ada lifeguard untuk menjaga segala yang tidak diinginkan.

6) Pelindung Kulit
Snorkeling (Surface Dive) dengan pelindung kulit, gunakan pelindung kulit dari sinar matahari yang cocok untuk Snorkeling (Surface Dive), Snorkeling (Surface Dive) sebaiknya dilakukan pada pagi hari.

7) Jangan Sentuh
Jangan memegang / menyentuh ikan / karang yang tidak anda ketahui secara pasti, karena beberapa jenis ikan dapat beracun yang mengakibatkan gatal.

*Sewa Alat Snorkeling

Pulau di Kepulauan Seribu resort umumnya menyewakan peralatan yang dapat disewa dengan harga kurang lebih Rp.80.000 / hari. lokasi Snorkeling (Surface Dive) di pulau di Kepulauan Seribu dapat dipilih dipantai atau di sekitar dermaga. Pabila Anda tidak puas dengan kondisi sport di sekitar pulau, Anda dapat menyewa kapal untuk mencari spot-spot yang bagus untuk Snorkeling (Surface Dive), konsultasikan dengan staff di dive shop atau di front office resort untuk membantu anda berSnorkeling (Surface Dive)

Demikian beberapa tips Snorkeling (Surface Dive) di pulau di Kepulauan Seribu yang aman yang semoga dapat membantu anda untuk lebih mencintai laut dan selamat berlibur kepulau di Kepulauan Seribu.

Jika anda tertarik ingin menginap di Kepulauan Seribu atau sekedar hanya One Day Tour, Kami siap membantu anda, hubungi reservasi kami untuk Harga Paket Kepulauan Seribu dan berbagai informasi lainnya di (021) 4586 4547 atau 0812 8671 9177.
Klik juga www.buanapersadatama.com

Kamis, 28 Mei 2015

Pesona Taman Nasional Kepulauan Seribu

Taman Nasional Kepulauan Seribu ini terletak di propinsi DKI Jakarta. Obyek wisata yang satu ini menawarkan keindahan pantai dan kehidupan bawah lautnya yang terdiri dari berbagai jenis biota laut dan terumbu karang. Taman Nasional Kepulauan Seribu ini merupakan perwakilan kawasan pelestarian alam bahari di Indonesia yang terletak sekitar 45 kilometer utara kota Jakarta.
Meskipun namanya kepulauan seribu tapi tidak berarti jumlah pulaunya sebanyak 1000 buah, kepulauan seribu memiliki 78 pulau besar kecil yang kesemuanya memiliki ketinggian tidak lebih dari 3 meter dpl dan merupakan gugusan pulau karang. Pulau - pulau karang itu sendiri terbentuk dari beratus - ratus tahun lalu yang terbentuk di atas koloni binatang laut yang mati. Koloni ini pada awalnya tumbuh pada dasar laut yang dangkal lalu lama kelamaan naik ke permukaan dan jadilah pulau karang.
TAMAN NASIONAL ini merupakan tempat peneluran penyu sisik (Eretmochelys Imbricata) dan penyu hijau (Shelonia mydas). Penyu sisik dan penyu hijau ini merupakan spesies penyu yang sudah sangat langka, dan sekarang tengah ditangkarkan di Pulau Semak Daun. Penangkaran tersebut bertujuan untuk memulihkan populasi binatang tersebut yang nyaris punah. Sebagian besar pulau ini di lindungi oleh hutan bakau yang juga sebagai tempat hidup hewan melata seperti biawak, ular cincin emas dan piton.
Di kepulauan seribu sendiri terdapat banyak pulau yang mempunyai obyek wisata sendiri - sendiri. Bila sobat ingin melihat penangkaran penyu sobat bisa berkunjung ke Pulau Semak Daun, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa, dan Pulau Panggang. Bila sobat ingin menyelam sambil melihat pemandangan kapal - kapal karam pada masa perang dunia ke-2 sobat bisa berkunjung ke Pulau Opak, Pulau Karang Congkak dan Pulau Pramuka. Dan masih banyak lagi pulau - pulau yamg menawarkan  beraneka wisata disana.
Jika anda tertarik ingin menginap di Kepulauan Seribu atau sekedar hanya One Day Tour, Kami siap membantu anda, hubungi reservasi kami untuk Harga Paket Kepulauan Seribu dan berbagai informasi lainnya di (021) 4586 4547 atau 0812 8671 9177.
Klik juga www.buanapersadatama.com 

Minggu, 24 Mei 2015

Jejak Kolonial yang Menggetarkan Hati di Kepulauan Seribu


Kinilah saatnya Anda menyusuri jejak kolonial di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Bukan untuk membesarkan masa kejayaan mereka di masa lalu melainkan untuk mengenang bahwa penjajahan nyata terjadi di Nusantara. Mintalah seorang pemandu yang dapat memaparkan tentang tempat mengagumkan penuh nilai sejarah ini. Resapi pengalaman menyusuri setiap sudut yang tersisa tentang bagaimana sejarah tidak hanya untuk dikenang tetapi menjadi pelajaran agar manusia Indonesia tidak bodoh dan terasing dengan apa yang terjadi di masa lalunya.

Begitu mengagumkan dan menggetarkan hati saat Anda menjejak kaki di kawasan Taman Arkeologi Pulau Onrust, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Reruntuhan sisa bangunan bersejarah berupa benteng, meriam, hingga ribuan artefaknya menjadi saksi setia bagi anak negeri untuk mengambil pelajaran sedalam Laut Jawa yang penuh misteri itu.

Selain sebagai kawasan konservasi dan wisata bahari, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu menyimpan wisata sejarah yang menarik sekaligus menggetarkan untuk ditelusuri. Di kepulauan yang sejatinya berjumlah sekira 342 pulau tersebut (termasuk pulau yang sudah tenggelam akibat abrasi laut dan atau pun tidak), tersimpan peninggalan sejarah yang amat berharga dan amat layak untuk disambangi.

Beberapa pulau di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu dulunya memang menjadi lokasi pusat aktvitas kapal dagang dan kapal perang VOC. Sebut saja beberapa pulau di kawasan ini, yaitu: Pulau Onrust, Pulau Khayangan, Pulau Kelor, Pulau Bidadari, Pulau Panggang, dan Pulau Damar. Di sinilah berdiam dengan setia sisa-sisa mengetarkan dari kekuasaan VOC yang kemudian dilanjutkan oleh Pemerintahan Hindia Belanda.

Pulau Onrust awalnya merupakan lokasi dari galangan kapal milik VOC yang hilir mudik mengangkut hasil bumi Nusantara sebelum memasuki pelabuhan di Batavia pada abad ke-17 hingga ke-18. Nama Pulau Onrust sendiri berasal dari bahasa Belanda, yaitu onrust yang bermakna tanpa istirahat, hal itu dikaitkan dengan  keberadaannya yang sangat sibuk disinggahi kapal-kapal VOC. Pulau ini oleh penduduk sekitar saat itu dinamai Pulau Kapal dimana lagi-lagi disematkan karena banyaknya kapal lalu-lalang di sekitarnya. Pulau Onrust dapat dikatakan pusat pertahanan VOC saat itu. Letak pulaunya strategis terlindungi Pulau Kelor dan Pulau Cipir, luasnya pun memadai untuk sebuah benteng yang kuat dan strategis.
Sejak tahun 1619, ketika VOC mencengkram Pulau Jawa, Pulau Onrust yang kecil itu dijadikan benteng pertahanan sekaligus pangkalan yang tidak pernah sepi dari bongkar muat kapal dagang dan kapal perang. Benteng ini terus digempur armada Laut Kerajaan Inggris sejak tahun 1800 hingga saat ini jejak kerusakannya nampak bersama andil abrasi dari Laut Jawa.
Tahun 1803 hingga 1810 Pulau Onrust sempat 3 kali dihujani bom besi oleh armada Angkatan Laut Inggris pimpinan Admiral Edward Pellow, hasilnya pulau ini pun hancur lebur hingga sebgaian tersisa seperti saat ini. Berikutnya benteng-benteng tersebut sempat dibangun kembali tahun 1840 sebagai pangkalan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Di pulau ini berikutnya Pemerintah Hindia Belanda melakukan aktivitas bongkar muat logistik untuk perang. Saat ini, Anda masih dapat menyaksikan reruntuhan dari bangunannya berupa benteng, pelabuhan kuno, dan makam Belanda (kerkhoff) dimana salah satunya bernisan nama Maria van Der Lende, yaitu anak petinggi galangan kapal yang meninggal muda karena malaria.
Tahun 1930-an, Pulau Onrust sempat menjadi asrama haji sebelum diberangkatkan ke Mekah, Arab Saudi. Nasionalisasi yang dimotori pelajar Islam Nusantara yang berangkat haji saat itu sangat diwaspadai Pemerintah Hindia Belanda. Oleh karena itu, calon haji diinapkan di pulau ini dengan alasan karantina untuk beradaptasi dengan laut tetapi nyatanya entah bagaimana nasib mereka. Pulau Onrust juga sempat menjadi lokasi tahanan orang Jerman ketika Belanda berperang dengan Jerman (1933). Selain itu, pulau ini pernah menjadi tempat pembuangan anak jalanan atau gelandangan dari Kota Jakarta pada masa Orde Lama. Sejak masa Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, berikutnya pulau ini ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya.
Negeri Belanda sekarang rutin memperingati Kekuasaan VOC secara nasional. Generasi muda mereka wajib mengetahui tentang apa arti dan perwujudan VOC sebagai bagian dari karya nyata dan kejayaan Kerajaan Belanda di masa lalu. Negeri Kincir Angin itu juga mengajak Pemerintah Afrika Selatan, Sri Lanka dan India agar ikut ambil bagian memperingati saat perayaan 400 tahun VOC pada 20 Maret 2002. Tak lupa juga mengundang Indonesia, negeri yang disadari secara nyata bahwa sebagian besar kegiatan dan keuntungan yang diraup VOC adalah berasal dari tanah yang dibasahi keringat dan darah manusia Indonesia yang mereka sebut sebagai ‘inlander’.

Di Pulau Khayangan masih tersisa bangunan benteng warisan VOC lengkap dengan meriamnya. Pulau Kahyangan atau disebut juga Pulau Cipir memiliki peninggalan sejarah berupa sebuah benteng dari zaman VOC. Pulau Cipir dijadikan pulau tampungan bagi pasien kusta atau lepra dari Pulau Onrust. Penderita penyakit lepra, kusta dan TBC diungsikan ke Pulau Onrust dan Pulau Cipir bukan untuk diteliti dan disembuhkan tetapi untuk diisolasi sehingga tidak menyebar. Dahulu kedua pulau tersebut dihubungkan sebuah jembatan namun kini yang tersisa hanya pondasi sisa pijakannya yang hancur akibat peperangan ataupun abrasi laut.

Pulau Kelor bukanlah pulau yang besar karena luasnya kini tersisa 1,5 hektar dari luas asal sekira 5 hektar akibat tergerus abrasi laut. Akan tetapi, siapapun tidak akan mengira bahwa di pulau inilah dahulu tentara VOC dan Hindia Belanda menjadikannya sebagai pertahanan pertama sebelum berikutnya membangun benteng pertahanan di pulau lain di Nusantara. Dahulu pulau ini juga merupakan kerkhoff atau kuburan tentara Hindia Belanda. Di pulau ini Anda dapat menemukan sebuah benteng pertahanan sekaligus menara pengawas yang di Eropa disebut Menara Martello (artinya lingkaran). Fungsi bangunan tersebut awalnya sebagai menara pengawas tetapi Pemerintah Hindia Belanda berikutnya memanfaatkannya juga sebagai benteng pertahanan. Bentuk bangunan ini berupa lingkatan bergaris tengah sekira 23 meter dan bertdinding setebal 2,50 meter. Awalnya benteng ini berlapis dua tetapi lapisan terluar sudah tenggelam karena abrasi laut. Uniknya di bagian tengah terdapat dinding melingkar untuk menampung air bersih demi keperluan minum dan memasak pasukan penjaga saat itu.

Pulau Bidadari juga menjadi salah satu dari rangkaian pulau bersejarah di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Di pulau ini ada peninggalan berupa benteng dan menara pengawas yang dibangun abad ke-17 dan lebih besar dari yang di Pulau Onrust. Pulau Bidadari juga menjadi penunjang aktivitas Pulau Onrust. Tahun 1679, VOC membangun rumah sakit lepra, kusta dan TBC di pulau ini hasil pemindahan dari Muara Angke. Oleh karena itu, pulau ini sempat dinamakan Pulau Sakit oleh penduduk sekitarnya saat itu.

Di Pulau Damar juga berdiam sebuah mercusuar yang dibangun tahun 1879 oleh Pemerintah Hindia Belanda atas perintah langsung dari Raja Williem III. Pulau ini juga menurut penuturan penduduk setempat sempat menjadi pulau persembunyian dari ratu Banten yang melarikan diri dikejar lawannya karena diketahui bekerja sama dengan Pemerintah Hindia Belanda.
Nusantara, negeri yang menyediakan segalanya apalagi bagi tamu yang tak diundang dan serakah. Mereka bersembunyi di balik benteng tempat rerimbunan pulau di Utara Batavia hingga waktu pun bicara dan mereka pun pergi dengan berat hati.
Bagi Kerajaan Belanda saat ini, VOC adalah sejarah yang membanggakan dengan beberapa noda dosa saja. VOC telah memberi nilai tambah yang luar biasa besarnya bagi rakyat Belanda berupa kemakmuran serta kekayaan kultural, juga cakrawala baru tentang hegemoni untuk merusak tatanan dagang di laut Nusantara yang mapan lalu menguasainya dengan tanpa batas.

Di Kepulauan Seribu juga ditemukan beberapa makam Muslim seperti makam Sultan Mahmud Zakaria (kerabat Kesultanan Banten) di Pulau Panjang, makam Syarif Maulana Syarifudin (kerabat Kesultanan Banten) di Pulau Kelapa, makam legenda Darah Putih di Pulau Panggang. Di Pulau Panggang terdapat sisa Kantor eks Asisten Resident Duizen Eilanden yang dibangun tahun 1880-an. Ada pula beberapa makam di sini juga da makam Habib Ali bin Ahmad bin Zen Al Aidid yang berangka tahun wafat 15 Mei 1895.

Begitu mengagumkan dan menggetarkan hati saat Anda menjejak kaki di pulau-pulau penuh sejarah kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Sisa bangunan bersejarah tersebut menjadi saksi setia bagi anak negeri untuk mengambil pelajaran sedalam Laut Jawa yang penuh misteri. Saat ini, untuk melestarikannya, pemerintah setempat berupaya menyulap sebuah gedung lama menjadi museum sejarah untuk menyimpan benda cagar budaya dan diorama singkat sejarah Kepulauan Seribu. Selain itu, juga akan dibangun di Pulau Onrust dan di Pulau Cipir berupa gazebo agar wisatawan dapat menikmati panorama alamnya. Harapan dari upaya-upaya tersebut tentunya selain tetap menjaga kelestarian sejarah dan alamnya, juga demi kepentingan pariwisata.

Jika anda tertarik ingin menginap di Kepulauan Seribu atau sekedar hanya One Day Tour, Kami siap membantu anda, hubungi reservasi kami untuk Harga Paket Kepulauan Seribu dan berbagai informasi lainnya di (021) 4586 4547 atau 0812 8671 9177.

Jumat, 08 Mei 2015

SEJARAH KEPULAUAN SERIBU YANG MEMPESONA

Sejarah Kepulaulan Seribu (Thousand Island) memang topik pembicaraan yang selalu saja menarik untuk dibahas. Namun tetap saja yang namanya salah satu tempat wisata di Indonesia, banyak pengunjung baru yang belum mengenal lebih mendalam mengenai Sejarah Pulau Seribu ini.

Dilihat dari sejarah terbentuknya, Kepulauan Seribu (Thousand Island) terletak di Laut Jawa dan Teluk Jakarta yang terdiri dari gugusan pulau-pulau terumbu karang yang terbentuk dan dibentuk oleh biota koral dan biota asosiasinya (algae, malusho, foraminifera dan lain-lain) dengan bantuan proses dinamika alam.
Sesuai dengan karakteristik tersebut  dan kebijaksanaan pembangunan DKI Jakarta, maka pengembangan wilayah Kepulauan Seribu diarahkan terutama untuk :
  • Meningkatkan kegiatan pariwisata
  • Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat nelayan melalui peningkatan budidaya laut
  • Pemanfaatan sumber daya perikanan dengan konvervasi ekosistem terumbu karang dan mangrove.
Pembagian Wilayah Pengembangan (WP) dimana Kepulauan Seribu termasuk salah satu WP, diatur dalam Perda No. 6 tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta.

Potensi Wisata
Kepulauan Seribu  (Thousand Island) tidak hanya memiliki keindahan bawah air, tetapi juga memiliki potensi wisata sejarah yang tidak kurang menariknya bila dikemas dengan baik. “Kepulauan Seribu”  (Thousand Island) juga merupakan salah satu tempat wisata bahari terfavorit versi majalah National Geoghraphic 2009.

Pada tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu membangun museum sejarah dan budaya untuk menyimpan benda cagar budaya, dan diorama singkat sejarah “Kepulauan Seribu” di Kepulauan Seribu (Thousand Island).

Potensi wisata sejarah di Pulau Seribu  (Thousand Island) meliputi makam Habib Ali bin Ahmad bin Zen Al Aidid di Pulau Panggang (wafat 15 Mei 1895), Kantor eks Asisten Resident Duizen Eilanden di Pulau Panggang (dibangun tahun 1880-an), makam legenda Darah Putih di Pulau Panggang, makam Syarif Maulana Syarifudin (kerabat Kesultanan Banten) di Pulau Kelapa, dan makam Sultan Mahmud Zakaria (kerabat Kesultanan Banten) di Pulau Panjang.

Dengan pengembangan pariwisata sejarah dan budaya, Kepulauan Seribu  (Thousand Island) akan mampu menjadi daerah tujuan wisata favorit sebagaimana halnya Bali. Masyarakat akan ikut merasakan dampak positif dari berkembangnya pariwisata berbasis komunitas di daerahnya, yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Untuk mendongkrak perkembangan Kepulauan Seribu  (Thousand Island) dalam segala aspek antara lain kelestarian lingkungan, konservasi sumberdaya alam, ekonomi, sosial budaya dan kesejahteraan rakyat, maka Kecamatan Kepulauan Seribu yang merupakan bagian dari wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara ditingkatkan statusnya menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Menurut catatan Pemerintah Daerah, jumlah pulau di Kepulauan Seribu hanya 342 buah saja. Jumlah ini sudah termasuk pulau-pulau yang berbentuk gundukan pasir dan terumbu karang yang ada sekitar 158 buah. 

Pesan yang bisa dipetik : Jadikan Sejarah Pulau Seribu  (Thousand Island) ini sebagai pengetahuan dasar dan sekaligus suatu kebanggaan kita bersama bahwa Indonesia masih memiliki tempat pariwisata yang menarik.

Jika anda tertarik ingin menginap di Kepulauan Seribu atau sekedar hanya One Day Tour, Kami siap membantu anda, hubungi reservasi kami untuk Harga Paket Kepulauan Seribu dan berbagai informasi lainnya di (021) 4586 4547 atau 0812 8671 9177.
Klik juga www.buanapersadatama.com dan pulaupantarabpi.blogspot.com